Pages

Subscribe:

Rabu, 06 Maret 2013

tugas kelompok2 EA.


Model of the Business (Owner’s View) : Hal ini mendefinisikan - dalam istilah bisnis - sifat bisnis, termasuk struktur, fungsi, organisasi, dan sebagainya.
Pemilik (owner): menetapkan model konseptual dari enterprise.

Definisi :
Network/where : Pada baris kedua,  diagram komunikasi dijelaskan lebih rinci, menggambarkan bagaimana berbagai lokasi berinteraksi satu sama lain.
People/who : Pada baris kedua, daftar ini penyempurnaan menjadi bagan organisasi penuh, terkait dengan kolom fungsi. Di sini juga, menjadi persyaratan untuk keamanan yang dijelaskan secara umum.

Semantic Object Model (SOM)
SOM adalah suatu model data dengan paradigma obyek. SOM menyediakan sejumlah mekanisme yang mewakili keterkaitan antara data yang kompleks dan terstruktur untuk pembuatan aplikasi (Hammer, 1981). Untuk itu SOM dirancang untuk mengakomodasi rancangan aplikasi yang lebih baik dan menyediakan struktur database yang lebih kaya (Codd, 1979 dan Hull, 1987). 
Kata Semantic berarti arti kata atau semantics suatu ilmu yang memperlajari tentang kata. Sedangkan model semantic adalah suatu model data yang dikembangkan berdasarkan object. Objek adalah konsepsi, abstraksi, atau sesuatu yang memiliki arti bagi aplikasi yang akan dikembangkan. Atau objek adalah orang, tempat, benda, kejadian, atau konsep-konsep yang ada didunia nyata yang penting bagi aplikasi.
Model semantic duigunakan unntuk menjelaskan hubungan antar data dalam basis data kepada pemakai secara logic. Sedangkan dasar pengembangan model semantic adalah persepsi terhadap dunia nyata bahwa data terdiri dari objek-objek dasar yang mempunyai hubungan antara objek-objek dasar tersebut. Penggambaran model semantic pada dasarnya dilakukan dengan menggunakan diagram atau simbol dan mekanisme SOM yang diusulkan oleh Kroenke (2006)

B. Komponen Diagram Model Semantic
Penggambaran diagram semantic agar dapat dipahami dengan mudah, sesuai dengan fungsinya menggunakan tiga symbol, yaitu: Entitas, atribut dan kerelasian antar entitas. 
Untuk lebih jelasnya berikut dijelaskan masing-masing symbol yang digunakan dalam penggambaran diagram semantic,
Sebagai berikut : 
1. Entitas
Dalam diagram semantic, entitas digambarkan dengan aturan sebagai berikut :
- entitas dinyatakan dengan symbol persegi pangjang atau elips
- nama nentitas dituliskan didalam symbol persegi panjang atau ellips
- entitas berupa kata benda, tunggal
- nama entitas hendaknya menggunakan nama yang mudah dipahami dan representatif.

2. Atribut
Atribut dalam semantic meruapakan keterangan-keterangan yang terkait pada sebuah entitas yang perlu disimpan sebagai basis data digambarkan dengan aturan sebagai berikut :
- atribut dinyatakan dengan symbol ellips
- nama atribut dituliskan didalam symbol ellips
- nama atribut berupa : kata benda, tunggal
- nama atribut hendaknya menggunakan nama yang mudah dipahami dan representative.
- atribut dihubungkan dengan entitas dengan garis.

3. Kerelasian antar entiatas
Kerelasian antar entitas yang menyatakan kejadian atau transaksi yang terjadi diantara dua buah entitas yang keterangannya perlu didsimpan dalam basis data, dalam semantic model digambarkan dengan aturan sebagai berikut :
- kerelasian digambarkan dengan symbol garis dengan seubuah mata panah.
- nama kerelasian ditulis disamping, atas atau bawah garis.
- kerelasian menghubungkan dua entitas.
- nama kerelasian : kata kerja aktif dengan awalan me, tunggal.
- nama kerelasian hendaknya menggunakan kata-kata yang mudah dipahami dan dapat menyatakan maknanya dengan jelas.

Contoh Kasus Semantic Data Model :
  
Business Process Modelling
Sebuah proses bisnis didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan yang terstruktur, dapat diukur, dan dirancang untuk menghasilkan output tertentu untuk pengguna tertentu, (Davenport, 1993). Menurut Lavery (1992), sebagian besar masalah yang dihadapi perusahaan karena prosedur bisnis internal yang tidak efektif dan efisien sehingga menghambat kinerja perusahaan tersebut. Oleh karena itu pemodelan proses bisnis merupakan solusi awal untuk mengatasi masalah tersebut.
Business process modelling akan menghasilkan sebuah model untuk menggambarkan proses bisnis tertentu dalam perusahaan tersebut dengan menggunakan berbagai teknik pemodelan diagram dan tabel. Sebuah model adalah representasi dari proses bisnis, yang mencerminkan realitas dengan menangkap semua informasi yang diperlukan pada proses perilaku. Sehingga dengan model ini, maka proses bisnis akan secara mudah dianalisa dan diperbaiki sehingga menghasilkan suatu BPI.
Kesuksesan business process modeling begantung pada pemilihan metode pemodelan, metode dan analisis yang tepat. Untuk melakukan ini sangat banyak teknik dan metode analisis yang dapat digunakan, seperti flowchart, data flow diagram, object oriented methodology, penggunaan tabel, dan sebagainya.
Business Process Modelling (BPM) adalah istilah modern dan metodologi yang telah berkembang melalui berbagai tahap dan nama, selama awal 'pembagian kerja' dari akhir 1700-an, ketika manufaktur pertama pindah ke pabrik-pabrik dari industri rumahan. penjelasan lebih lanjut dalam sejarah perkembangan Business Process Modelling di bawah ini.
Secara 'bisnis' dalam Business Process Modelling / Pemodelan yang dipertukarkan dengan 'organisasi'. Business Process Modelling tidak hanya dilakukan dalam bisnis konvensional, metodologi semakin berlaku untuk segala macam organisasi lain, misalnya instansi pemerintah dan departemen, badan amal, mutuals dan koperasi, dll BPM yang merupakan singkatan dapat memiliki arti berbeda, beberapa hal terkait erat dengan Business Process Modelling, misalkan contoh yang lain 'Manajemen Proses Bisnis' adalah contoh dan terkait arti yang berbeda
Business Process Modelling adalah metode untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas organisasi. metode awal adalah modal / keuntungan bisnis yang dipimpin, tetapi metodologi berlaku untuk setiap kegiatan yang terorganisir. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dari semua organisasi, termasuk pelayanan publik dan pemerintah, bersama-sama dengan penetrasi, kompleksitas modern dan pentingnya ITC (teknologi informasi dan komunikasi), bahkan untuk organisasi sangat kecil saat ini, cenderung untuk meningkatkan permintaan untuk perbaikan proses di mana-mana. Ini berarti bahwa Business Process Modelling ini bisa dibilang lebih luas relevan daripada mengatakan Waktu dan Motion Study atau Total Quality Management (untuk nama dua sebelumnya 'efisiensi metodologi').
Sederhananya Business Process Modelling bertujuan untuk meningkatkan kinerja bisnis dengan mengoptimalkan efisiensi menghubungkan kegiatan dalam penyediaan suatu produk atau jasa.
Proses Bisnis Pemodelan teknik prihatin dengan 'pemetaan' dan 'alur kerja' untuk mengaktifkan pemahaman, analisa dan perubahan positif. Diagram - dasarnya 'flow diagram' - adalah fitur utama dari metodologi.

Memodelkan proses bisnis merupakan cara bagaimana kita menggambarkan fungsi-fungsi dalam proses kerja yang ada dalam sebuah notasi model. Seringkali kita tidak menyadari bahwa proses yang selalu dan biasa kita lakukan sehari-hari itu dapat kita gambarkan dalam sebuah model yang sederhana, namun mampu menggambarkan keseluruhan aspek. Model proses bisnis mengajak kita untuk berpikir tentang organisasi kita, lingkungan kita, cara kerja kita serta kemampuan kita dalam mencermati alur kerja hingga mampu menerka ketepatan tujuan yang akan dicapai dan hasil yang akan dinikmati. Dan, bagaimana kita mampu mengkomunikasikan proses yang kita bangun, memberikan rekomendasi, serta mampu memahami titik-titik mana yang hendak di-automatisasi menjadi perhatian yang tak kalah pentingnya. Proses mengkomunikasikan ini kita lakukan dengan menggunakan bahasa yang sama, sehingga satu komponen dan komponen yang lain dapat saling memahami dengan menggunakan kerangka yang sama. Dalam bahasan ini kita akan menggunakan UML (Unified Modelling Language) sebagai bahasa komunikasi kita dalam menyampaikan gambaran alur proses dalam organisasi kita.

MODEL BERORIENTASI OBYEK 
Untuk memudahkan pemahaman kita bersama dalam menggambarkan proses bisnis dengan menggunakan UML, maka sebelumnya kita akan sedikit membahas model yang berorientasi obyek. Jika kita amati lingkungan di sekitar kita, sesungguhnya terdiri dari obyek-obyek, baik mati maupun hidup. Saat kita membuat laporan presentasi misalnya, kita duduk dalam obyek kursi, jemari kita mengetikkan kalimat-kalimat yang tersusun rapi diatas keyboard sambil kita mengamati hasil ketikan kita di obyek monitor. Serta mungkin ada obyek tumpukan buku di atas obyek meja kita, obyek gelas minuman atau mungkin seorang partner yang duduk disamping kita, dimana ia memberikan masukan kepada kita ketika penyusunan presentasi. Nach, dari tempat duduk kita saja kita sudah mampu menemukan banyak obyek, yaitu kursi, monitor, keyboard, tumpukan buku, seorang partner dan mungkin masih banyak lagi.

Kita dapat menggambarkan obyek yang sesungguhnya dan proses yang menyertainya dalam sebuah model. Model yang digunakan untuk menggambarkan fungsi dan keterkaitan proses berbasiskan pada obyek dikenal dengan model berorientasi obyek.  Dalam UML ini kita akan diajak untuk menggambarkan obyek dengan menggunakan notasi-notasi UML yang terdiri dari Business Process Diagram, Class Diagram, Activity Diagram dan Sequence Diagram. 
Contoh Model berorientasi Obyek : 


Tugas kita sekarang adalah bagaimana mampu menggambarkan secara tepat obyek yang ada ke dalam model / diagram, tentunya dalam beberapa batasan dan kondisi.

BUSINESS PROCESS MODEL 
Dalam keseharian seringkali kita berhadapan dengan banyak proses, banyak aktivitas yang dikerjakan serta dikelola oleh kita atau team. Penyelesaian rangkaian aktivitas itu dapat kita satukan dalam satu proses yang memiliki tujuan dan hasil tertentu. Model atau diagram yang menggambarkan sebuahprocess lengkap dengan resources dan information yang dibutuhkan, eventyang mendorong  terjadinya proses dan goal yang dituju dikenal denganBusiness Process Diagram . Notasi UML Business
Process Model disajikan dalamTabel 1. 



Menyusun Business Process Model dari Sebuah Sistem 
Bagaimana jika kita hendak menggambarkan kumpulan proses bisnis yang memiliki tujuan tertentu sebagai sebuah sistem yang tertata rapi. Pada hakikatnya, bisnis process itu sendiri merupakan sistem, yang terdiri dari 3 komponen utama yaitu input, proses dan output. Sehingga tinggal bagaimana kita merangkai antar sub sistem itu menjadi satu sistem yang menyeluruh dan membentuk alur sistem yang bagus.  Langkah-langkah dalam menyusun proses bisnis adalah :
·         Menentukan event terjadinya proses beserta actor / sub system;
·         Menentukan business process yang terjadi;
·         Menentukan information yang digunakan sebagai katalisasi proses;
·         Menentukan resources yang dibutuhkan dalam proses;
·         Menentukan goal yang hendak dicapai dalam proses;
·         Menentukan output khusus yang akan dihasilkan dalam proses.


Gambar 2: Business Process


USE CASE MODEL 
Use case model lebih mudah dipahami sebagai functionality model, model yang menggambarkan fungsi atau tugas yang dilakukan oleh user, baik manusia maupun mesin / komputer. Dalam bahasa HRM (Human Resources Management),  maka Use Case model ini dapat digunakan untuk menggambarkan job spesification dan job description, serta keterkaitan antar job. Contoh use case adalah order barang, menutup pintu, meminjam alat, mengerjakan tugas, dan lain-lain. 
Use case juga memiliki :
Komentar umum atau catatan-catatan yang menggambarkan use case itu sendiri; persyaratan yang menampilkan atau memuat sesuatu dimana user harus melakukannya seperti kemampuan untuk melakukan update data, kemampuan untuk memindah tugas, kemampuan untuk melakukan perubahan rencana, dan lain-lain;
Batasan-batasan, apa yang dapat dikerjakan dan apa yang tidak dapat dikerjakan. Hal ini meliputi Pre-conditions, yaitu syarat yang musti ada / jalan sebelum use case itu dilakukan atau Post-Conditions, atau kondisi setelah adanya use case. Batasan ini akan memudahkan kita untuk menemukan posisi use case itu sendiri. Selain itu ada batasan lain, seperti sesuatu yang harus ada, misalnya seorang staff / pegawai itu harus memiliki nomor pegawai, dan lain sebagainya.
Skenario, yaitu beberapa model urutan proses yang berbeda dalam beberapa kondisi. Skenario ini dapat digambarkan dalam scenario diagrams yang dapat kita gambarkan melalui UML sequence diagrams.

Komponen use case model terdiri dari Actor, use case dan relationship. Notasi yang digunakan dalam Use Case Model adalah sebagai berikut : 

Gambar 2: Actor sebagai Komponen

untuk tiap kolom dalam kerangka kerja Zachman merepresentasikan fokus, abstraksi atau topik arsitektur enterprise, yaitu:
• What (data)
Menggambarkan kesatuan yang dianggap penting dalam bisnis. Kesatuan tersebut adalah hal-hal yang informasinya perlu dipelihara.
• How (function)
Mendefinisikan fungsi atau aktivitas. Input dan output juga dipertimbangkan di kolom ini.
• Where (networks)
Menunjukkan lokasi geografis dan hubungan antara aktivitas dalam organisasi, meliputi lokasi geografis bisnis yang utama.
• Who (people)
Mewakili manusia dalam organisasi dan metric untuk mengukur kemampuan dan kinerjanya. Kolom ini juga berhubungan dengan antar muka pengguna dan hubungan antara manusia dan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.



Senin, 19 Maret 2012

CDM PPWEB

Kelompok 4

Nama Anggota :
Marina Kusuma Wardani (10410100118)
Robby Cahyadi Saputra (10410100119)
Refi Zulkarami               (10410100121)



Jumat, 14 Oktober 2011

Tugas ASI 3

Tugas : Tugas ASI-03
Nama  : Refi Zulkarami

NIM      : 104.1010.0121 
1.
Convenience sampling
Alias: incidental, accidental, haphazard, fortuitous sampling
Peneliti memilih sejumlah kasus yang conveniently/readily available.
Metode ini cepat, mudah, dan murah.
Kalau penelitian permasalahan baru tahap awal dan generalisasi bukan masalah, metode ini boleh2 saja.
Tapi karena sampel yang cuma “sedapatnya”, tidak bisa ditentukan hasil penelitian ini bisa diterapkannya ke mana kecuali ke sampel itu sendiri.
Purposive sampling
Misalnya kalau di propinsi A partai X menang maka diprediksikan dengan sangat yakin (keyakinan sebesar korelasi historisnya) bahwa secara nasional partai X bakal menang.
Tetap kurang bisa diterima dibandingkan probability sampling jika diperlukan generalisasi yang tepat dan akurat. Tetapi kalau berbagai hal membatasi, ya boleh lah.
Secara umum lebih “kuat” dibandingkan convenience sampling tapi sangat tergantung expert judgement-nya peneliti.
Kelemahan utama: informed selection seperti itu memerlukan pengetahuan yang cukup mengenai populasi.
Simple Random Sample
Dalam sebuah Simple Random Sample ('SRS') dari suatu ukuran tertentu, semua himpunan bagian seperti frame diberi probabilitas yang sama. Setiap elemen frame sehingga memiliki probabilitas yang sama seleksi: frame tidak dibagi atau dipartisi. Selanjutnya, setiap pasangan elemen tertentu memiliki kesempatan yang sama seleksi seperti halnya pasangan lain seperti itu (dan juga untuk tiga kali lipat, dan sebagainya). Ini meminimalkan bias dan menyederhanakan analisis hasil. Secara khusus, varians antara hasil individu dalam sampel adalah indikator yang baik dari varians dalam populasi secara keseluruhan, yang membuatnya relatif mudah untuk memperkirakan akurasi hasil.
Namun, SRS dapat rentan terhadap kesalahan sampling karena keacakan seleksi dapat menghasilkan sampel yang tidak mencerminkan susunan penduduk. Sebagai contoh, sebuah sampel acak sederhana dari sepuluh orang dari negara tertentu akan menghasilkan rata-rata lima pria dan lima perempuan, namun setiap percobaan yang diberikan kemungkinan overrepresent satu jenis kelamin dan underrepresent yang lain. Teknik yang sistematis dan bertingkat, dibahas di bawah ini, upaya untuk mengatasi masalah ini dengan menggunakan informasi tentang penduduk untuk memilih sampel yang lebih representatif.
SRS juga dapat rumit dan membosankan ketika sampling dari suatu populasi target yang luar biasa besar. Dalam beberapa kasus, peneliti tertarik dalam pertanyaan penelitian khusus untuk sub-sub kelompok dari populasi. Sebagai contoh, para peneliti mungkin tertarik dalam memeriksa apakah kemampuan kognitif sebagai prediktor kinerja pekerjaan adalah sama berlaku di seluruh kelompok ras. SRS tidak dapat mengakomodasi kebutuhan peneliti dalam situasi ini karena tidak memberikan Subsamples dari populasi. Pengambilan sampel bertingkat, yang dibahas di bawah ini, alamat ini kelemahan dari SRS.

complex random
sampel ini sangat sesuai untuk menganalisis sistem pada beberapa sampling, diantaranya sampling sistematis, sistem mewakili dan sampling kelompok.
+ sampling sistematis, sampling probabilitas yang paling sederhana, misalnya memilih mewawancarai setiap orang ke- k dari daftar pegawai perusahaan.

+ sampling mewakili, adalah proses mengidentifikasi subpopulasi dan kemudian menyeleksi objek atau orang yang dibuat sampling di dalam subpopulasi tersebut, sehingga pengumpulan data secara efisien.

+ sampling kelompok, menyeleksi sekumpulan dokumen atau orang untuk studi yang dilakukan, misalnya sebuah organisasi mempunyai 20 cabang yang tersebar, kemudian dipilih satu atau dua diantaranya berdasarkan asumsi keduanya memiliki kekhasan sendiri.


2.
menentukan  ukuran sampel :
         Heterogenitas dari populasi
         Tingkat presisi yang dikehendaki
         Tipe sampling design yang digunakan
         Resources availability
         Number of breakdowns planned in data analysis

Senin, 03 Oktober 2011

Tugas Kelompok SO

Berikut adalah hasil kerja kelompok kami mengenai tugas Sistem Operasi yang di berikan.
Nama Anggota :
  1. Marina Kusuma W (10.41010.0118)
  2. Robby Cahyadi S   (10.41010.0119)
  3. Asdi Atmin F          (10.401010.0120)
  4. Refi Zulkarami        (10.401010.0121)

Kamis, 22 September 2011

Tugas Analisa Sistem Informasi - 02

Tugas : Tugas ASI-02 
Nama  : Refi Zulkarami
NIM      : 104.1010.0121 


System Development Life Cycle Model (SDLC)

Metodelogi pengembangan System Development Life Cycle Model (SDLC Model) ini adalah metodelogi yang didasarkan pada beberapa aktifitas berikut :

1. System/Information Engineering and Modeling
Pengembangan sistem informasi dimulai dengan mengadakan penelitian terhadap elemen-elemen kebutuhan sistem bersangkutan dan mendefinisikan kebutuhan-kebutuhan tersebut dan menjabarkannya kedalam panduan bagi pengembangan sistem ditahap berikutnya.

Resume Sistem Operasi-Pertemuan 3

Refi Zulkarami/10410100121/P2



Sejarah Linux

Linux di buat oleh Linux Torvalds, mahasiswa University of Helsinki di Finlandia
pada tahun 1991, yang awal nya adalah karena ketidak puasan dari Lisensi Minix yang
membatasi penggunaan nya hanya untuk pendidikan (mencegah dari tujuan komersial).
Ia membuat Kernel Linux, yaitu sebuah core Linux, di atas Minix dengan menggunakan
bahasa C. Linux memiliki lisensi GNU, yaitu sebuah lisensi yang memungkinkan
seseorang untuk mendistribusikan dan memodifikasi source code secara bebas dan
gratis.

Jumat, 16 September 2011

Tugas Analisa Sistem Informasi - 01

Tugas : Tugas ASI-01
Nama  : Refi Zulkarami
NIM      : 104.1010.0121 
Transaction Processing System (TPS)

Transaction Processing System (TPS) adalah sistem informasi yang terkomputerisasi yang dikembangkan untuk memproses data-data dalam jumlah besar untuk transaksi bisnis rutin seperti daftar gaji dan inventarisasi. TPS menghapus rasa bosan saat melakukan transaksi operasional sekaligus mengurangi waktu, meskipun orang masih harus memasukkan data ke sistem komputer secara manual.