Model of the Business (Owner’s View) : Hal ini
mendefinisikan - dalam istilah bisnis - sifat bisnis, termasuk struktur,
fungsi, organisasi, dan sebagainya.
Pemilik (owner): menetapkan model konseptual dari enterprise.
Definisi :
Network/where : Pada baris kedua, diagram komunikasi dijelaskan lebih rinci,
menggambarkan bagaimana berbagai lokasi berinteraksi satu sama lain.
People/who : Pada baris kedua, daftar ini
penyempurnaan menjadi bagan organisasi penuh, terkait dengan kolom fungsi. Di
sini juga, menjadi persyaratan untuk keamanan yang dijelaskan secara umum.
Semantic Object Model (SOM)
SOM adalah suatu model data dengan paradigma obyek. SOM menyediakan sejumlah
mekanisme yang mewakili keterkaitan antara data yang kompleks dan terstruktur
untuk pembuatan aplikasi (Hammer, 1981). Untuk itu SOM dirancang untuk
mengakomodasi rancangan aplikasi yang lebih baik dan menyediakan struktur
database yang lebih kaya (Codd, 1979 dan Hull, 1987).
Kata Semantic berarti arti kata atau semantics suatu ilmu yang memperlajari
tentang kata. Sedangkan model semantic adalah suatu model data yang
dikembangkan berdasarkan object. Objek adalah konsepsi, abstraksi, atau sesuatu
yang memiliki arti bagi aplikasi yang akan dikembangkan. Atau objek adalah
orang, tempat, benda, kejadian, atau konsep-konsep yang ada didunia nyata yang
penting bagi aplikasi.
Model semantic duigunakan unntuk menjelaskan hubungan antar data dalam basis
data kepada pemakai secara logic. Sedangkan dasar pengembangan model semantic
adalah persepsi terhadap dunia nyata bahwa data terdiri dari objek-objek dasar
yang mempunyai hubungan antara objek-objek dasar tersebut. Penggambaran model
semantic pada dasarnya dilakukan dengan menggunakan diagram atau simbol dan
mekanisme SOM yang diusulkan oleh Kroenke (2006)
B. Komponen Diagram Model Semantic
Penggambaran diagram semantic agar dapat dipahami dengan mudah, sesuai dengan
fungsinya menggunakan tiga symbol, yaitu: Entitas, atribut dan kerelasian antar
entitas.
Untuk lebih jelasnya berikut dijelaskan masing-masing symbol yang digunakan
dalam penggambaran diagram semantic,
Sebagai berikut :
1. Entitas
Dalam diagram semantic, entitas digambarkan dengan aturan sebagai berikut :
- entitas dinyatakan dengan symbol persegi pangjang atau elips
- nama nentitas dituliskan didalam symbol persegi panjang atau ellips
- entitas berupa kata benda, tunggal
- nama entitas hendaknya menggunakan nama yang mudah dipahami dan
representatif.
2. Atribut
Atribut dalam semantic meruapakan keterangan-keterangan yang terkait pada
sebuah entitas yang perlu disimpan sebagai basis data digambarkan dengan aturan
sebagai berikut :
- atribut dinyatakan dengan symbol ellips
- nama atribut dituliskan didalam symbol ellips
- nama atribut berupa : kata benda, tunggal
- nama atribut hendaknya menggunakan nama yang mudah dipahami dan
representative.
- atribut dihubungkan dengan entitas dengan garis.
3. Kerelasian antar entiatas
Kerelasian antar entitas yang menyatakan kejadian atau transaksi yang terjadi
diantara dua buah entitas yang keterangannya perlu didsimpan dalam basis data,
dalam semantic model digambarkan dengan aturan sebagai berikut :
- kerelasian digambarkan dengan symbol garis dengan seubuah mata panah.
- nama kerelasian ditulis disamping, atas atau bawah garis.
- kerelasian menghubungkan dua entitas.
- nama kerelasian : kata kerja aktif dengan awalan me, tunggal.
- nama kerelasian hendaknya menggunakan kata-kata yang mudah dipahami dan dapat
menyatakan maknanya dengan jelas.
Contoh Kasus Semantic Data Model :
Business Process Modelling
Sebuah proses bisnis didefinisikan
sebagai serangkaian kegiatan yang terstruktur, dapat diukur, dan dirancang
untuk menghasilkan output tertentu untuk pengguna tertentu, (Davenport, 1993).
Menurut Lavery (1992), sebagian besar masalah yang dihadapi perusahaan karena
prosedur bisnis internal yang tidak efektif dan efisien sehingga menghambat
kinerja perusahaan tersebut. Oleh karena itu pemodelan proses bisnis merupakan
solusi awal untuk mengatasi masalah tersebut.
Business process modelling akan
menghasilkan sebuah model untuk menggambarkan proses bisnis tertentu dalam
perusahaan tersebut dengan menggunakan berbagai teknik pemodelan diagram dan
tabel. Sebuah model adalah representasi dari proses bisnis, yang mencerminkan
realitas dengan menangkap semua informasi yang diperlukan pada proses perilaku.
Sehingga dengan model ini, maka proses bisnis akan secara mudah dianalisa dan
diperbaiki sehingga menghasilkan suatu BPI.
Kesuksesan business process
modeling begantung pada pemilihan metode pemodelan, metode dan
analisis yang tepat. Untuk melakukan ini sangat banyak teknik dan metode
analisis yang dapat digunakan, seperti flowchart, data flow diagram,
object oriented methodology, penggunaan tabel, dan sebagainya.
Business Process
Modelling (BPM) adalah istilah modern dan metodologi yang telah berkembang
melalui berbagai tahap dan nama, selama awal 'pembagian kerja' dari akhir
1700-an, ketika manufaktur pertama pindah ke pabrik-pabrik dari industri
rumahan. penjelasan lebih lanjut dalam sejarah perkembangan Business Process
Modelling di bawah ini.
Secara 'bisnis'
dalam Business Process Modelling / Pemodelan yang dipertukarkan dengan
'organisasi'. Business Process Modelling tidak hanya dilakukan dalam bisnis
konvensional, metodologi semakin berlaku untuk segala macam organisasi lain,
misalnya instansi pemerintah dan departemen, badan amal, mutuals dan koperasi,
dll BPM yang merupakan singkatan dapat memiliki arti berbeda, beberapa hal
terkait erat dengan Business Process Modelling, misalkan contoh yang lain
'Manajemen Proses Bisnis' adalah contoh dan terkait arti yang berbeda
Business Process
Modelling adalah metode untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas organisasi.
metode awal adalah modal / keuntungan bisnis yang dipimpin, tetapi metodologi
berlaku untuk setiap kegiatan yang terorganisir. Meningkatkan transparansi dan
akuntabilitas dari semua organisasi, termasuk pelayanan publik dan pemerintah,
bersama-sama dengan penetrasi, kompleksitas modern dan pentingnya ITC
(teknologi informasi dan komunikasi), bahkan untuk organisasi sangat kecil saat
ini, cenderung untuk meningkatkan permintaan untuk perbaikan proses di
mana-mana. Ini berarti bahwa Business Process Modelling ini bisa dibilang lebih
luas relevan daripada mengatakan Waktu dan Motion Study atau Total Quality
Management (untuk nama dua sebelumnya 'efisiensi metodologi').
Sederhananya
Business Process Modelling bertujuan untuk meningkatkan kinerja bisnis dengan
mengoptimalkan efisiensi menghubungkan kegiatan dalam penyediaan suatu produk
atau jasa.
Proses Bisnis Pemodelan teknik prihatin dengan 'pemetaan' dan 'alur kerja' untuk mengaktifkan pemahaman, analisa dan perubahan positif. Diagram - dasarnya 'flow diagram' - adalah fitur utama dari metodologi.
Memodelkan proses bisnis merupakan cara bagaimana kita menggambarkan fungsi-fungsi dalam proses kerja yang ada dalam sebuah notasi model. Seringkali kita tidak menyadari bahwa proses yang selalu dan biasa kita lakukan sehari-hari itu dapat kita gambarkan dalam sebuah model yang sederhana, namun mampu menggambarkan keseluruhan aspek. Model proses bisnis mengajak kita untuk berpikir tentang organisasi kita, lingkungan kita, cara kerja kita serta kemampuan kita dalam mencermati alur kerja hingga mampu menerka ketepatan tujuan yang akan dicapai dan hasil yang akan dinikmati. Dan, bagaimana kita mampu mengkomunikasikan proses yang kita bangun, memberikan rekomendasi, serta mampu memahami titik-titik mana yang hendak di-automatisasi menjadi perhatian yang tak kalah pentingnya. Proses mengkomunikasikan ini kita lakukan dengan menggunakan bahasa yang sama, sehingga satu komponen dan komponen yang lain dapat saling memahami dengan menggunakan kerangka yang sama. Dalam bahasan ini kita akan menggunakan UML (Unified Modelling Language) sebagai bahasa komunikasi kita dalam menyampaikan gambaran alur proses dalam organisasi kita.
MODEL BERORIENTASI OBYEK
Proses Bisnis Pemodelan teknik prihatin dengan 'pemetaan' dan 'alur kerja' untuk mengaktifkan pemahaman, analisa dan perubahan positif. Diagram - dasarnya 'flow diagram' - adalah fitur utama dari metodologi.
Memodelkan proses bisnis merupakan cara bagaimana kita menggambarkan fungsi-fungsi dalam proses kerja yang ada dalam sebuah notasi model. Seringkali kita tidak menyadari bahwa proses yang selalu dan biasa kita lakukan sehari-hari itu dapat kita gambarkan dalam sebuah model yang sederhana, namun mampu menggambarkan keseluruhan aspek. Model proses bisnis mengajak kita untuk berpikir tentang organisasi kita, lingkungan kita, cara kerja kita serta kemampuan kita dalam mencermati alur kerja hingga mampu menerka ketepatan tujuan yang akan dicapai dan hasil yang akan dinikmati. Dan, bagaimana kita mampu mengkomunikasikan proses yang kita bangun, memberikan rekomendasi, serta mampu memahami titik-titik mana yang hendak di-automatisasi menjadi perhatian yang tak kalah pentingnya. Proses mengkomunikasikan ini kita lakukan dengan menggunakan bahasa yang sama, sehingga satu komponen dan komponen yang lain dapat saling memahami dengan menggunakan kerangka yang sama. Dalam bahasan ini kita akan menggunakan UML (Unified Modelling Language) sebagai bahasa komunikasi kita dalam menyampaikan gambaran alur proses dalam organisasi kita.
MODEL BERORIENTASI OBYEK
Untuk memudahkan
pemahaman kita bersama dalam menggambarkan proses bisnis dengan menggunakan UML,
maka sebelumnya kita akan sedikit membahas model yang berorientasi obyek. Jika
kita amati lingkungan di sekitar kita, sesungguhnya terdiri dari obyek-obyek,
baik mati maupun hidup. Saat kita membuat laporan presentasi misalnya, kita
duduk dalam obyek kursi, jemari kita mengetikkan kalimat-kalimat yang tersusun
rapi diatas keyboard sambil kita mengamati hasil ketikan kita di obyek monitor.
Serta mungkin ada obyek tumpukan buku di atas obyek meja kita, obyek gelas
minuman atau mungkin seorang partner yang duduk disamping kita, dimana ia
memberikan masukan kepada kita ketika penyusunan presentasi. Nach, dari tempat
duduk kita saja kita sudah mampu menemukan banyak obyek, yaitu kursi, monitor,
keyboard, tumpukan buku, seorang partner dan mungkin masih banyak lagi.
Kita dapat menggambarkan obyek yang sesungguhnya dan proses yang menyertainya dalam sebuah model. Model yang digunakan untuk menggambarkan fungsi dan keterkaitan proses berbasiskan pada obyek dikenal dengan model berorientasi obyek. Dalam UML ini kita akan diajak untuk menggambarkan obyek dengan menggunakan notasi-notasi UML yang terdiri dari Business Process Diagram, Class Diagram, Activity Diagram dan Sequence Diagram.
Kita dapat menggambarkan obyek yang sesungguhnya dan proses yang menyertainya dalam sebuah model. Model yang digunakan untuk menggambarkan fungsi dan keterkaitan proses berbasiskan pada obyek dikenal dengan model berorientasi obyek. Dalam UML ini kita akan diajak untuk menggambarkan obyek dengan menggunakan notasi-notasi UML yang terdiri dari Business Process Diagram, Class Diagram, Activity Diagram dan Sequence Diagram.
Contoh Model
berorientasi Obyek :
Tugas kita sekarang adalah bagaimana mampu menggambarkan secara tepat obyek yang ada ke dalam model / diagram, tentunya dalam beberapa batasan dan kondisi.
BUSINESS PROCESS MODEL
Dalam keseharian
seringkali kita berhadapan dengan banyak proses, banyak aktivitas yang
dikerjakan serta dikelola oleh kita atau team. Penyelesaian rangkaian aktivitas
itu dapat kita satukan dalam satu proses yang memiliki tujuan dan hasil
tertentu. Model atau diagram yang menggambarkan sebuahprocess lengkap
dengan resources dan information yang dibutuhkan, eventyang
mendorong terjadinya proses dan goal
yang dituju dikenal denganBusiness Process Diagram . Notasi UML Business
Process Model
disajikan dalamTabel 1.
Menyusun Business Process Model dari Sebuah Sistem
Bagaimana jika
kita hendak menggambarkan kumpulan proses bisnis yang memiliki tujuan tertentu
sebagai sebuah sistem yang tertata rapi. Pada hakikatnya, bisnis process itu
sendiri merupakan sistem, yang terdiri dari 3 komponen utama yaitu input,
proses dan output. Sehingga tinggal bagaimana kita merangkai antar sub sistem
itu menjadi satu sistem yang menyeluruh dan membentuk alur sistem yang bagus.
Langkah-langkah dalam menyusun proses bisnis adalah :
·
Menentukan event terjadinya proses
beserta actor / sub system;
·
Menentukan business process yang
terjadi;
·
Menentukan information yang digunakan sebagai
katalisasi proses;
·
Menentukan resources yang dibutuhkan
dalam proses;
·
Menentukan goal yang hendak dicapai
dalam proses;
·
Menentukan output khusus yang akan
dihasilkan dalam proses.
Gambar 2: Business
Process
USE CASE MODEL
Use case model
lebih mudah dipahami sebagai functionality model, model yang menggambarkan
fungsi atau tugas yang dilakukan oleh user, baik manusia maupun mesin /
komputer. Dalam bahasa HRM (Human Resources Management), maka Use Case model ini dapat digunakan untuk
menggambarkan job spesification dan job description, serta keterkaitan antar
job. Contoh use case adalah order barang, menutup pintu, meminjam alat, mengerjakan
tugas, dan lain-lain.
Use case juga
memiliki :
Komentar umum
atau catatan-catatan yang menggambarkan use case itu sendiri; persyaratan yang
menampilkan atau memuat sesuatu dimana user harus melakukannya seperti
kemampuan untuk melakukan update data, kemampuan untuk memindah tugas,
kemampuan untuk melakukan perubahan rencana, dan lain-lain;
Batasan-batasan,
apa yang dapat dikerjakan dan apa yang tidak dapat dikerjakan. Hal ini meliputi Pre-conditions,
yaitu syarat yang musti ada / jalan sebelum use case itu dilakukan atau Post-Conditions,
atau kondisi setelah adanya use case. Batasan ini akan memudahkan kita untuk
menemukan posisi use case itu sendiri. Selain itu ada batasan lain, seperti
sesuatu yang harus ada, misalnya seorang staff / pegawai itu harus memiliki
nomor pegawai, dan lain sebagainya.
Skenario, yaitu
beberapa model urutan proses yang berbeda dalam beberapa kondisi. Skenario ini
dapat digambarkan dalam scenario diagrams yang dapat kita gambarkan melalui UML
sequence diagrams.
Komponen use case model terdiri dari Actor, use case dan relationship. Notasi yang digunakan dalam Use Case Model adalah sebagai berikut :
Gambar 2: Actor
sebagai Komponen
untuk tiap kolom dalam kerangka kerja Zachman
merepresentasikan fokus, abstraksi atau topik arsitektur enterprise, yaitu:
• What (data)
Menggambarkan kesatuan yang dianggap penting
dalam bisnis. Kesatuan tersebut adalah hal-hal yang informasinya perlu
dipelihara.
• How (function)
Mendefinisikan fungsi atau aktivitas. Input
dan output juga dipertimbangkan di kolom ini.
• Where (networks)
Menunjukkan lokasi geografis dan hubungan
antara aktivitas dalam organisasi, meliputi lokasi geografis bisnis yang utama.
• Who (people)
Mewakili manusia dalam organisasi dan metric
untuk mengukur kemampuan dan kinerjanya. Kolom ini juga berhubungan dengan
antar muka pengguna dan hubungan antara manusia dan pekerjaan yang menjadi
tanggung jawabnya.